Rabu, 06 Juni 2012

bab 1 proposal


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LatarBelakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai oleh anggota masyarakat yang mutlak diperlukan untuk menyampaikan buah pikran, persaan, keinginan dan pembuatan-pembuatan yang dapat dipakai untuk memperngaruhi dan dipengaruhi. Tanpa bahasa masyarakat tidak mungkin dapat berkembang. Oleh karena itu bahasa perlu dibina dan dilestarikan.
Bahasa juga adalah merupakam alat yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Sesuai dengan kodrat manusia, bahasa berkembang sesuai dengan lingkunagan yang dihadapinya sehingga perkembangan bahasa juga ikut serta di dalamnya. Sebagi bukti nyata kita dapat lihat di dalam dunia ilmu pengetahuan yang dalam perkembangannya tidak mungkn diterapkan tanpa bahasa.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai oleh bangsa Indonesia. Sesuai dengan yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 Bab XV ayat 1, yang menyatakan bahwa bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dalam perwujudannya menunjukkan keanekaragaman, tampak dari keragaman etnis bangsa Indonesia yang terdiri dari berates-ratus suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat dari budayanya sendiri (Feli, 1985: 26). Salah satu sub-budaya daerah adalah bahasa daerah yang merupakan investasi kesukuan dan kebangsaan yang terhitung nilainya. Kekayaan bahasa daerah sekaligus meruupakan kekayaan budaya nasional, sebab bahasa daerah merupakan sumber memperkaya bahasa nasional.
Keaneka ragaman bahasa yang kita miliki menyebabkan bahasa Indonesia menjadi bahsa yang kaya dengan kosa kata. Adanya berbagai macam bahasa di NKRI ini tidak memicu perpecahan, hal ini dikarenakan adanya bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia yang menjadi kebudayaan bangsa yang dapat dibanggakan.
Terdapat kurang lebih 420 jenis bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tiap-tiap suku memiliki bahasa daerah masing-masingsekaligus sebagai lambing identitas daerah (Halim, 1984: 14)
Sebagai upaya pembinana dan pengembangan bahasa daerah yang tumbuh berdampingan dengan bahasa Indonesia, perlu diadakan pengkajian khusus tentang perkembangan kata-kata yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing. Data dapat diperoleh dari setiap bahasa daerah dan bahasa asing yang ada disetiap daerah di Indonesia. Hal ini berguna dan dapat dimanfaatkan dalam memperkaya perbendaharaan kata-kata satu bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Usaha pengembangan, pembinaan, dan pelestarian bahasa diharapkan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh secara sistematis dan terarah. Hal tersebut harus sejalan dengan usaha peningkatan pengetahuan mengenai bahasa daerah tersebut. Salah satu cara merealisasikannya adalah melalui penelitian yang efektif tentang berbagai aspek kebahasaan daerah tersebut.
Dalam buku Politik Bahasa Nasional 1 (Halim, 1984: 22), menekankan perlunya bahasa daerah dalam rangka pengembangn bahasa nasiaonal, yakni; 1) bahasa daerah tetap dibina dan dipelihara oleh masyarakat pemakainya, yang merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang di jamin oleh Undang-Undang Dasar 1945, 2) bahasa daerah sabagai kekayaan budaya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bahasa Nasional serta untuk pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa itu sendiri, 3) bahasa daerah berbeda dalm struktur kebahasaanya, tetapi juga berbeda jum;ah penutur aslinya, 4) bahasa-bahasa daerah pada kesempatan tertentu dipakai sebagai alat penghubung baik lisan maupun tulisan sedangkan daerah tertentu ada yang hanya dipakai secara lisan.
       Bahasa Indonesia terdiri atas bermacam-macam  suku atau  kelompok etnis di tanah air. Tiap kelompok etnis mempunyai bahasa masing-masing yang dipergunakan dalam komunikasi antaretnis atau sesama suku. Salah satunya adalah bahasa tomia yang ada di kabupaten wakatobi. Bahasa tomia pada hakikatnya sama dengan bahasa-bahasa yang lain yaitu mempunyai unsur-unsur kebahasaan. Adapun unsur-unsur kebahasaan tersebut terdiri atas struktur bunyi bahasa yang bidangnya disebut fonologi, stuktur kata yang bidangnya morfologi, struktur antar kata dalam kalimat yang disebut sintaksis, masalah arti atau  makna yang bidangnya semantik. Namun dalam  hal ini penulis memberanikan diri untuk mengangkat tentang masalah morfologi nomina dalam bahasa tomia.
Morfologi termasuk salah satu studi kebahasaan (linguistik) yang mengkaji kata atau leksikon suatu bahasa. Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologis adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ida Basiria dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dengan penelitian mengenai Morfologi Bahasa Pakpak, dan Tatang Suparman dari Fakultas Sastra Universitas Padjajaran yang meneliti tentang Proses Morfologis Bahas Indonesia.
Berdasarkan uraian yang telah diteliti oleh para peneliti terdahulu ternyata belum ada yang meneliti tentang “Morfologi Nomina Bahasa Tomia”. Dan dalam penelitian ini saya menitik beratkan pada proses morfologi nominanya saja, adapun pembahasan tentang masalah yang lain hanya untuk melengkapi saja.
Alasan saya mengambil topik ini adalah karena penelitian mengenai bahasa tomia masih sangat sedikit, bila dibandingkan dengan penelitian bahasa daerah lainnya. Penelitian sebelumnya sudah mengungkapkan bahwa ada kekerabatan antara bahasa tomia dan bahasa yang ada di buton utara. Walaupun kekerabatan bahasa sudah diidentifikasi, namun system morfologi nominanya belum pernah diteliti secara mendalam dan terperinci. Apabila penelitian ini tidak segara dilaksanakan, dikhawatirkan system nomina (kata benda) bahasa tomia yang sesungguhnya sukar ditelusuri. Hal itu sebagai akibat dari pengaruh pendidikan formal, administrasi, pemerintahan, agam, dan kemajuan system komunikasi dalam masyarakat terutama radio dan televise dan unsure kata lain sudah dan masih diserap ke dalam bahasa tomia dari bahasa Indonesia.
Karena sering dipakianya bahasa tomia sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat penuturnya, sehingga dengan demikian penelitian ini juga dapat menjadi sarana pengenalan bahasa tomia kepada pembacanya yang sekaligus juga mempunyai dampak penting bagi penutur asli bahasa tomia. Deskripsi sistem morfologi  nomina ini memperagakan kepada meraka berbagai cirri, bentuk, dan makna nomina bahasa tomia. Dengen penelitian ini penutur akan menyadari bahwa bahasa ibu mereka memiliki sistem tersendiri yang sama baiknya dengan sistem bahasa-bahasa lain, selain itu mereka akan percaya bahwa mereka memiliki dan memakai bahasa sendiri dan tidak merasa malu atau segan=segan membina dan melestarikan bahasa mereka. Sebab bila bahasa itu tidak segara dilestarikan, karena banyaknya kata-kata serapan yang dipakai, lambat laun dapat menjadi bahasa mati. Peneliti sebagai penutur asli bahasa ini berharap hal ini tidak akan terjadi karena bila bahasa tomia mati atau ditinggalkan penuturnya berarti akan hilang jugalah salah satu identitas suku bangsa. Itulah yang menyebabkan saya mengambil topik ini.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Proses Morfologi Nomina Bahasa Tomia”.

1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “Proses Morfologi Nomina Bahasa Tomia”.


1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari temuan penelitian ini ada dua, yakni manfaat akademis dan manfaat praktis. Secara akademis temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah kosa kata bahasa Indonesia. Sementara itu, manfaat praktis temuan penelitian ini, yakni agar masyarakat tomia lebih mencintai dan bangga terhadap bahasanya sehingga dapat terwujud pelestarian bahasa tomia dan bahasa tomia akan terhindar dari kepunahan. Selanjutnya diharapkan juga dapat menjadi bahasa perbandingan bagi peneliti lanjutan tentang tipe morfologi dan nomina dalam bahasa daerah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar