KLAUSA
1.1
Pengertian
Klausa adalah satuan gramatikal yang tersusun oleh
kata, frasa, dan memiliki ciri predikatif. Klausa dalam bahasa Inggris selalu
ditentukan oleh verba atau paling tidak kata bantu verba. Dalam bahasa
Indonesia, klausa atau kalimat terdapat klausa/kalimat verbal dan nonverbal.
Klausa/kalimat verbal adalah klausa atau kalimat yang diisi predikat yang
berkategori verba, sedangkan klausa/kalimat nonverbal adalah klausa atau
kalimat yang diisi predikat yang berkategori nonverbal. Oleh karena itu, klausa
dalam bahasa Indonesia ditentukan oleh predikat. Dengan kata lain, dalam satu
klausa hanya ada satu predikat.
Misalnya
(1) Adikku laki-laki….
(2) Adikku pandai
sekali….
(3) Adikku menangis….
(4) Adikku meniup harmonika….
Konstruksi
di atas tergolong klausa yang terdiri atas dua kata (kontruksi 1 dan 3), satu
kata dan satu frasa (kontruksi 2), dan tiga kata (kontruks I 4).Klausa di atas masing-masing memiliki satu
predikat, yaitu laki-laki (1), pandai sekali (2), menangis (3), dan meniup (4).
Klausa
di atas akan menjadi kalimat apabila memperoleh intonasi akhir kalimat yaitu
intonasi intonasi final.
Misalnya
(1) adikku laki-laki. (pemberitahuan)
(2) Adikku laki-laki? (pertanyaan)
Kalimat di atas termasuk ke dalam kelompok ekaklausa
(1 2 3 4) (berklausa tunggal).Hal ini berbeda dengan kalimat yang berklausa
majemuk (poliklausa).Kalimat ini memiliki kalimat yang lebih dari satu klausa,
seperti tampak dalam contoh data berikut.
Adikku
menangis, ketika melihat anjing
Kontruksi di atas terdiri atas dua klausa, yaitu
klausa adikku manangis dan (adikku) melihat anjing.
Klausa dapat di perluas dengan menambahkan
keterangan, misalnya keterangan waktu, tempat, modalitas, dan jumlah.
Misalnya
(1) …. Adikku menangis tadi.
(2)
…. Adikku meniup harmonica di kamarnya.
(3)
…. Adikku menangis tersedu-sedu.
(4)
…. Adikku menangis seperempat jam.
1.2 Fungsi-fungsi sintaksis
1.2.1 Fungsi
subjek
Fungsi subjek dalam sebuah klausa
dapat diketahui dengan jalan mengajukan
pertanyaan apa atau siapa yang dibicarakan oleh predikat (P) sebuah klausa.
Beberapa ciri yang dapat dikemukakan dalam uraian ini dapat dilihat berikut
ini.
(a) Sesuatu
yang menjadi pankal pembicaraan yang diberitakan/diterangkan oleh predikat (P).
(b) Subjek
pada umumnya (dengan demikian tidak semuanya) berkategori nomina atau yang dinominakan.
(c) Subjek
dapat diikuti pronomina demonstrative ini
dan itu.
(d) Subjek dapat dilekati
oleh bentuk klitik ku-, -mu, dan –nya.
Berdasarkan ciri ini, kita dapat membuat konfigurasi untuk
menentukan subjek klausa/kalimat, yaitu sebagai berikut.
S
= Apa/Siapa =P
|
1.2.2
Fungsi Predikat
Fungsi predikat dalam sebuah klausa
biasanya dapat dinyatakan dengan pertanyaan mengapa
dan bagaimana subjek klausa tersebut.Ciri-ciri yang dapat dikemukakan berkaitan
dengan fungsi ini adalah sebagai berikut.
(a) Predikat
umumnya (tidak semua/selalu) terletak di belakang fungsi subjek (S).
(b) Bagian
yang menjelaskan/menerangkan subjek (S).
(c) Predikat
umumnya berkategori verba atau yang diverbalkan.
Mengacu pada ciri tersebut,
konfigurasi untuk manentukan predikat dapat dibuat sebagai berikut.
P
= Mengapa/Bagaimana = S
|
1.2.3
Fungsi
Objek
Fungsi
objek dalam sebuah klausa biasanyan dapat diketahui dengan jalan mengajukan
pertanyaan apa atau siapa yang terketak di belakang P atau apa yang menjadi
sasaran atau subjek (S) dan predikat (P). biasanya fungsi objek diduduki kata
yang berkategori nomina atau yang dinominakan.
1.2.3
Fungsi
Keterangan
Fungsi
keterangan (K) dalam sebuah klausa, biasanya dapat diketahui dengan jalan
mengajukan pertanyaan, kapan, di mana, ke
mana, dari mana, mengapa, untuk apa/siapa, dengan apa/siapa, berapa kali,
sesuatu tindakan yang dilakukan. Dari analisis sintaksis, fungsi keterangan
dapat dipertukarkan tempatnya, bias di depan, di tengah, atau di belakang,
seperti pada saya datang kemarin, kemarin
saya datang, dan saya kemarin datang.
1.2.4
Komplementer
Tataran fungsi yang sering pemahamannya bertumpang
tindih dengan fungsi objek (atau boleh juga dengan keterangan) adalah komplemen
(Kp). Pada dasarnya, fungsi Kp ini sama dengan fungsi objek. Akan tetapi, dalam
pemakaian bahasa,terutama dalam transformasi klausa/kalimat aktif ke pasif,
yang selalu bertindak sebagai subjek kalimat pasif adalah objek dalam kalimat
aktif, bukan komplemen (bila dalam konstruksi itu terdapat komplemen). Jadi
untuk menguji, apakah sebuah konstituen berfungsi sebagai Kp atau O (terutama
dalam klausa aktif), dapat dilakukan dengan mengubahnya ke klausa pasif, apakah
yang menduduki fungsi subjek dalam konstituen tersebut.
1.3
Konstituen-konstituen
Klausa
Konstituen-konstituen
klausa berupa fungsi-fungsi sintaksis.Fungsi-fungsi
klausa sintaksis dapat dipilah menjadi dua, yakni fungsi inti dan fungsi luar
inti. Fungsi inti adalah fungsi yang harus hadir jika klausa itu dinyatakan
secara bebas,tidak dalam konteks terikat.
Konstituen
inti klausa dapat dipolakan menjadi beberapa kemungkinan, yaitu sebagai
berikut.
(1) Konstituen
klausa terdiri atas subjek dan predikat. Biasanya terdapat dalam klausa
intransitif.Misalnya Dia menangis, kami barlari.
(2) Klausa
yang terdiri atas subjek, predikat, dan objek. Biasanya terdapat dalam klausa
ekatransitif. Misalnya Dia mengganggu
saya, anak itu membeli pensil.
(3)
Klausa yang terdiri
atas subjek, predikat,dan pelengkap. Biasnya terdapat dalam klausa
semitransitif. Klausa ini tidak dapat dipastikan, misalnya orang itu berjualan emas, Negara ini berdasarkan pancasila. Berbeda
dengan klausa transitif yang dapat dipastikan.
(4)
Klausa itu mencakup
lima fungsi, yakni subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Klausa
ini biasa disebut klausa dwitransitif, karena verba predikat diikuti oleh dua konstituen, yakni objek dan pelengkap.
Misalnya Ali memberi saya uang kemarin. Konstituen
uang dan pekerjaan pada contoh ini dinyatakan sebagai konstituen yang wajib
hadir. Bila kedua konstituen itu dihilangkan, akan berdampak pada
ketidakgramatikalan kalimat tersebut. Misalnya * Ali memberi saya … kemarin.
(5) Klausa
dapat pula terdiri atas subjek, predikat, keterangan. Misalnya kami
datang kemarin . Dia pergi sebulan yang
lalu
1.4
Klausa
Lengkap Dan Klausa Tidak Lengkap
Klausa
merupakan unsur pembentuk kalimat dan hanya dapat dikenal dalam kalimat. Dalam wujudnya, klausa dapat
berstruktur lengkap dan tidak lengkap. Klausa dikatakan berstruktur lengkap
jika semua fungsi yang dimilikinya terbentuk dalam kalimat yang
berstruktur lengkap, tetapi tidak semua
klausa lengkap membentuk kalimat lengkap. Perhatikan contoh berikut.
(1)
Kami
sedang mengaji,
(2) Ketika kami sedang
mengaji.
Kalimat
(1) merupakan kalimat lengkap, sedangkan kalimat (2) termasuk kalimat tidak lengkap walaupun mengandung
(satu) klausa, yaitu kami sedang mengaji.
Klausa
lengkap dapat terwujud dalam kalimat tunggal, seperti contoh (1) di atas.klausa
lengkap dapat pula terwjud dalam kalimat majemuk jika tidak terjad penerapan
fungsi, baik dalam kalimat majemuk setara maupun majemuk bertingkat.Perhatikan
contoh berikut.
(3)
Saya
akan datang dan sya akan mengikuti kuliah.
(4)
Walaupun
saya datang, saya tidak akan mengikuti kuliah.
Contoh (3)
terdiri atas dua klausa, yakni saya akan
dating dan saya akan mengikuti
kuliah.Kedua klausa itu merupakan klausa lengkap. Demikian pula klausa (4)
yang juga terdiri atas klausa saya datang
dan saya tidak akan mengikuti kuliah.
Klausa
tidak lengkap dapat terjadi pada kalimat yang tidak lengkap seperti jawaban
yang diberikan B dalam dialog berikut.
a.
Dia
pergi ke mana?
b.
Pergi
ke kolaka.
Kalimat
yang dituturkan B merupakan kalimat tidak lengkap, pergi ke kolaka. Struktur langkap kalimat di atas adalah
Dia pergi ke kolaka.
Klausa
tidak lengkap dapat pula terjadi pada kalimat majemuk bertingkat yang terjadi
akibat perapatan konstituen (fungsi) yang sama dalam kalimat tersebut, seperti
tampak dalam contoh berikut.
(5) Saya
akan datang dan mengikuti kuliah.
(6) Walaupun
datang, saya tidak akan mengikuti kuliah.
Klausa
yang dicetak miring di atas tidak mengandung fungsi subjek karena fungsi
subjeknya dirapatkan dengan fungsi subjek klausa yang lain.Walupun demikian,
kedua klausa itu gramatikal.
Klausa
yang tidak lengkap memiliki kemungkinan hanya mengandung:
(1) Predikat
saja, seperti
A: Siapa temanmu,
B: Taufik
Bentuk
lengkapnya adalah Temenku Taufik.
(2) Hanya
memiliki objek, seperti
A: Anda ingin menemui siapa?
B: Taufik
Bentuk
lengkapnya adalah Saya ingin menemui Taufik.
(3) Hanya
memiliki pelengkap, seperti
A: Anda berlangganan harian apa?
B: Media Indonesia.
Bentuk
lengkapnya adalah Saya berlangganan Media indonesia
(4) Hanya
memiliki keterangan atau adverbial, seperti
A: Anda berasal dari mana?
B: Medan.
Bentuk
lengkapnya adalah Saya berasal dari Medan.
(5) Hanya
memiliki aspek, seperti
A: Apa Anda sudah makan?
B: Sudah
Bentuk
lengkapnya adalah Saya sudah makan.
1.5
Klausa
Verbal dan Klausa Nonverbal
1.5.1 Klausa Verbal
Dilihat
dari kategori pengisi fungsi predikat, klausa dapat dibedakan atas klausa
verbal dan klausa nonverbal.Klausa verbal merupakan klausa yang predikatnya
barupa verba atua fras verbal. Klausa yang diisi oleh predikat verba dan verbal
dapat dibagi lagi beberapa kemungkinan, yaitu berdasarkan struktur internalnya
sebagai berikut:
1.5.1.1 Klausa semitransitif
Klausa
semi transitif adalah klausa yang objeknya berstatus opsional (with optional object). Dengan kata lain,
objek dalam klausa semitransitf dapat dinyatakan (dihadirkan) secara eksplisit
dan dapat pula tidak. Perhatikan contoh data berikut.
(1) Syiar
sedang menulis …………. (surat)
(2) Zahra
sedang menjahit ………… (pakaian)
(3) Sahwa
sedang makan …………. (roti)
Konstituen
surat, pakaian, dan roti dalam contoh di atas sesungguhnya
adalah objek, walaupun tidak dinyatakan/dihadirkan secara langsung.
1.5.1.2 Klausa Transitif
Klausa
transitif adalah klausa yang verbanya membutuhkan/memiliki objek, baik satu
objek/pelengkap (ekatransitif) maupun lebih dari satu objek/pelengkap
(dwitransitif).Perhatikan contoh data berikut.
(1) Ibu
melihat Nina menulis surat.
(2) Saya
melarang Nina menulisi kertas itu.
(3) Sari
melihat Nina menuliskan Ibu surat.
(4) Ali
memerintahkan Wati mencarikan pekerjaan
Zahra.
(5) ……
Nina memperbaiki tulisannya.
(6) ……
Azis memberangkatkan pasukannya.
(7) ……
kelompok seni mempertunjukkan tari kreasi barunya.
Konstituen-konstituen
yang dicetak miring di atas adalah konstituen yang tergolong verba transitif.
1.5.1.3 Klausa Traktransitif (intransitive)
Klausa
dalam bentuk verba aktif traktransitif adalah klausa yang diisi oleh verba yang
tidak membutuhkan/memiliki objek.Perhatikan beberapa contoh data berikut.
(1) …….
Sari menangis (meN-)
(2) …….
Ratih berbaring (ber-)
(3) …….
Joni mendengkur (men-)
(4) …….
Kami berdagang (ber-)
Berdasarkan
hubungan aktor-aksi, klausa verbal dibedakan menjadi klausa aktif, klausa
pasif, klausa medial, dan klausa resiprokal.
1.
Klausa
Aktif
Klausa
aktif adalah klausa yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau aktor, atau
klausa yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan.Perhatikan contoh data
berikut ini.
(1) Budi
melihat Iyat memanggil Kakek.
(2) Ali
melarang Yayat memanjat pohon.
(3) Pak
Guru menganjurkan kami belajar kelompok.
(4) ……..
Ibu menelantarkan anaknya.
(5) …….. ita menertawai
temannya.
(6) ……..
para pengusha membakar hutan di pedalaman Kalimantan.
2.
Klausa
Pasif
Klausa
pasif adalah klausa yang subjeknya beroeran sebagai penderita.
(1) Dia
tahu benar surat itu saya tulis
(kutulis).
(2) Mereka
tahu sekali surat itu ditulis oleh
dia (ditulisnya).
(3) Semua
tahu air itu diminum (oleh) wati.
(4) …….
Kebun itu dicangkul oleh masyarakat.
(5) ……. Bau itu tercium
oleh orang banyak.
(6) …….
Suaranya terdengar merdu.
Selain
klausaklausa yang disebut di atas, terdapat pula bentuk klausa verba yang lain,
yaitu klausa medial dan klausa resiprokal.
Klausa medial
adalah klausa yang subjeknya berperan , baik sebagai pelaku maupun sebagai
penderita (……. Dia menghibur hatinya; …….
Saya menusuk jariku; ……. Wati menenangkan pikirannya; ……. Orang itu merenungi
nasibnya, dsb).
Klausa resiprokal
atau refleksif adalah klausa yang subjek dan objeknya melakukan suatu perbuatan
yang berbalasan (…… kalian bermusuhan
dengan mereka; ……. Mereka mengasihi sesama saudara; …… mereka bersalaman dengan
tamu yang hadir itu)
.
1.5.2 Klausa Nonverbal
Dalam
klausa nonverbal, kategori pengisi fungsi predikat dapat berupa :
1.
Nomina atau frasa
nomina,misalnya
·
Dia itu adikku.
·
Mereka itu saudaraku…….
·
Ayahku guru………
·
Cincinnya emas……
2.
Adjektiva atau frasa
adjectival, misalnya
·
Anak itu pintar……
·
Orang itu baik sekali……
·
Bajunya biru muda……
·
Sita pandai…….
3.
Numeria atau frasa
numeral, misalnya
·
Rumahnya dua buah…..
·
Saudaranya enam orang….
·
Kaki papan tulis tiga……
·
Kelerengku sebelas…..
4.
Preposisi atau frasa
preposisional, misalnya
·
Saya di kendari……
·
Dia ke Jakarta….
·
Pak Ali dari
Surabaya…..
·
Ibuku ke pasar……
5.
Pronomina atau frasa
pronominal, misalnya
·
Kakakku
Dia……(pronominal persona)
·
Saudaranya saya….(sda)
·
Guruku ini……(pronominal
demonstrative)
6.
Adverbia atau frasa
Adverbial, misalnya
·
Kejadiannya kemarin…….
·
Perginya lama……..
·
Tempatnya jauh……
1.6
Analisis
Klusa Berdasarakan Fungsi-Fungsi Sintaksis
Konstituean fungsi klausa terdiri
atas subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Komplemen (Kp), da Keterangan (K).
tidak selalu setiap fungsi itu muncul didalam klausa (atau kalimat). Konstituen
fungsi yang hamper selalu ada dalam klausa ialah P, kecuali dalam kalimat
jawaban. Konstituen-konstituen fungsi klausa memiliki kemungkinan-kemingkinan
struktur/pola sebagai berikut.
1)
S dan P, misalnya
·
Nina berenang…..
·
Adik tidur……
·
Paman peramah…..
2)
S, P, dan Objek,
misalnya
·
Nina menulis surat….
·
Adik menyiram bunga…..
·
Amin memperagakan
kepandaiannya……
3)
S, P, dan Kp, misalnya
·
Karung itu berisi
beras…..
·
Kami bangga atas
prestasinya…
·
Mereka berjualan emas……
4)
S, P, dan K misalnya
·
Ibu datang kemarin……
·
Mereka pulang dua hari
yang lalu……
5)
S, P, O, da Ket,
misalnya
·
Mereka mendatangi saya
kemarin sore…..
·
Adik menyiram bunga
tadi…….
·
Adik mengirimkam surat itu kemarin……
6)
S, P, O, Kp, Ket,
misalnya
·
Orang tua itu
mengirimkan anaknya uang lima juta.
7)
P saja, misalnya
·
Pertanyaan jawaban:
tidur, menulis.
·
Pertanyaan Dia sedang mengapa?
8)
O saja, misalnya
·
Pertanyaan jawaban:
surat, majalah.
·
Pertanyaan: Wati/Ibu
sedang membaca apa?
9)
Kp saja, misalnya
·
Pernyataan jawaban
beras, emas.
·
Pertanyaannya: karung
ini berisi apa?
·
Dia berjualan apa?
10) K saja, misalnya
·
Pernyataan jawaban tadi,
kemarin.
·
Pertanyaannya, kapan
Wina datang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar