Rabu, 06 Juni 2012

wacana deskriptif


KAKAKTUA PINTAR
Suatu hari Badrun pergi ke pasar hewan untuk membeli burung kakaktua. Ia melihat seekor kakaktua yang kakinya diikat dengan senar. Kaki sebelah kiri dengan senar putih, dan sebelahnya lagi dengan senar warna hitam. Karena tertarik ingin membeli, ia bertanya tentang fungsi senar itu.
“Wah, kamu beruntung sekali. Ini bukan sembarang kakaktua. Ini kakaktua yang terlatih,” kata penjualnya.
“Oh, ya?” Badrun nggak percaya.
“Sumprit! Jika ditarik yang hitam, ia akan berbicara bahasa Inggris. Terus kalau kamu tarik yang putih, ia akan berbicara bahasa Indonesia,” ujarnya meyakinkan.
“Terus , kalau saya tarik keduanya?” tanya Badrun.
“Aku akan jatuh, Bodoh!” teriak sang kakaktua dengan lantang.
Pemerian Situasi
Pertama  :  medan wacanany a adalah seseorang yang pergi ke pasar hewan untuk membeli burung kakaktua.
Kedua     :  pelibat wacananya adalah Badrun dan penjual burung kakaktua.
                   Badrun sebagai pembeli burung dan seorang penjual yang menjual  burung kakaktua.
                   Hubungan mereka adalah hubungan antara pembeli burung dan penjual burung.
Ketiga     :  sarana wacananya adalah bersifat lisan dan tulisan. Hal ini ditandai oleh adanya dialog antara Badrun dan penjual burung kakaktua. Selain itu, juga ditandai oleh adanya monolog yang berfungsi sebagai pengantar.
Monolog
Suatu hari Badrun pergi ke pasar hewan untuk membeli burung kakaktua. Ia melihat seekor kakaktua yang kakinya diikat dengan senar. Kaki sebelah kiri dengan senar putih, dan sebelahnya lagi dengan senar warna hitam. Karena tertarik ingin membeli, ia bertanya tentang fungsi senar itu.
Dialognya
“Wah, kamu beruntung sekali. Ini bukan sembarang kakaktua. Ini kakaktua yang terlatih,” kata penjualnya.
“Oh, ya?”
“Sumprit! Jika ditarik yang hitam, ia akan berbicara bahasa Inggris. Terus kalau kamu tarik yang putih, ia akan berbicara bahasa Indonesia,”
“Terus , kalau saya tarik keduanya?”

Penentuan Topik, Tema, dan Judul
            Internet semakin menancapkan  posisinya di puncak teratas dunia informasi. Televisi dan surat kabar tampaknya harus berjuang keras merebut kembali posisinya di hati peminat informasi.
Penelitian oleh sebuah lembaga di AS, Hardvard’s Shorenstein Center on
The Press, Politics, and Public Policy menunjukkan penggunaan internet untuk mencari informasi terus meningkat, sebaliknya penggunaan surat kabar dan televisi menurun.
            Tahun lalu saja, sirkulasi surat kabar turun 3%, siaran berita di TV dan radio kehilangan jutaan pemirsa. Lalu lintas situs-situs yang menampilkan berita terus meningkat pada kurun waktu April 2006 hingga April 2007.
            Geogle, Yahoo, AOL, dan MSN yang juga menampilkan berita serta mesin pencari berita dikunjungi hampir 100 juta orang per bulan. Situs berita yang berasal dari koran ternama seperti New York Times dan Washington Post juga mendapat kunjungan yang tak kalah banyak, 8,5 juta orang setiap bulan.
Topik dari wacana di atas adalah “Dunia Informasi”.
Temanya adalah internet berada diposisi teratas dunia informasi.
Judulnya adalah internet kian berjaya.
Koherensi Berpenanda
1.        Hubungan Makna Adisi

Hubungan makna adisi (penambahan) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti dan, juga, lagi, pada.
Contoh:
            Begitu bus berhenti, puluhan pedagang asongan menyerbu masuk. Beberapa di antara mereka sudah membajingloncat ketika bus masih berada di mulut terminal bus menjadi pasar yang sangat hiruk-pikuk. Celakanya, mesin bus tidak dimatikan dan sopir melompat turun begitu saja. Dan para pedagang asongan itu menawarkan dagangan dengan suara melengking agar bisa mengatasi derum mesin.
2.        Hubungan Makna Kontras

Hubungan makna kontras (perlawanan) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti akan tetapi, padahal, sebaliknya.
Contoh
            Bermacam latar senyum dapat kita kembangkan. Karena kenangan indah atau lelucon yang dilontarkan rekan kerja anda. Namun, persoalannya, kadang hal sepele itu kerap dilupakan akibat berbagai tuntutan hidup yang berbuntut stres. Padahal, stres dan psikomotik itu bukanlah persoalan baru dan sudah sejak pertengahan abad lalu banyak dibahas. Kendati demikian, belum banyak teori yang menyangkut stres bermunculan.

3.        Hubungan Makna Kausalitas
Hubungan makna kausalitas ditandai oleh penggunaan kata-kata oleh sebab itu, oleh karena itu, karena itu, oleh karenanya, karena.
Contoh
            Setiap orang yang normal akan senang pada kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya. Bahkan bagi umat islam diyakini bahwa upaya menciptakan kebersihan itu merupakan bagian dari keimanan. Oleh karena itu, orang yang menciptakan kebersihan berarti memperkokoh keimanannya. Untuk itulah sebaiknya setiap saat kita harus menjaga dan menciptakan kebersihan agar iman kita semakin tebal.
4.        Hubungan Makna kondisi
Hubungan makna kondisi (pengandaian) ditandai dengan penggunaan kat-kata andai kata, asal seperti itu.
Contoh
            Pertandingan kali ini Real Madrid harus menerima kekalahan. Mereka begitu  kecewa dengan hasil pertandingan yang diperoleh. Seorang pun tidak ada yang menunjukkan rasa gembira. Mereka haya duduk termenung di dalam bus Andaikata mereka menang pasti suasananya akan riang gembira.
5.        Hubungan Makna Instrumental
Hububgan makna instrumen (alat) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti dengan begitu, dengan itu.
Contoh
            Ibu Ani adalah seorang ibu sekaligus kepala rumah tangga. Karena suaminya telah tiada,  ia rela membanting tulang mencari rezeki. Walaupun harus menjadi buruh cuci, ia rela. Yang penting ia mendapatkan penghasilan yang cukup. Dengan begitu ia dapat menghidupi ketiga anaknya.
6.        Hubungan Makna Konklusi
Hubungan makna konklusi (kesimpulan) ditandai oleh penggunaan kata-kata  seperti jadi, akhirnya.
Contoh
            Berkat kerja keras guru dalam memberikan bimbingannya. Siswa dapat menjawab soal-soal pada ujian semester ini. Akhirnya semua siswa dapat lulus dengan nilai yang memuaskan.
7.        Hubungan Makna Tempo
Hubungan makna tempo (waktu) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti setelah itu, kemudian, ketika itu, saat itu,.
Contoh
            Kukira aku masih dalam mimpi ketika kurasakan peristiwa hebat. Mula-mula kudengar guntur meledak dengan suara dahsyat. Kemudian kulihat mayat-mayat berterbangan dan jatuh di sekelilingku. Mayat-mayat itu terluka dan beberapa diantaranya terlihat sangat mengerikan.
8.        Hubungan Makna Intensitas
Hubungan makna intensitas ditandai oleh penggunaan kata-kata bahkan, malahan (justru), terlebih.
Contoh
            Setiap orang yang normal akan senang pada kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya. Bahkan bagi umat islam diyakini bahwa upaya menciptakan kebersihan itu merupakan bagian dari keimanan. Oleh karena itu, orang yang menciptakan kebersihan berarti memperkokoh keimanannya.
9.        Hubungan Makna Komparasi
hubungan makna komparasi (perbandingan) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti sedangkan, daripada.
Contoh
Aljazair merupakan suatu negara dengan luas wilayah 2.381.741 km  dan 93% wilayahnya berupa gurun. Aljazair memerdekakan diri dari penjajahan Prancis pada tahun 1962. Kepala negara Aljazair adalah presiden, sedangkan kepala pemerintahannya perdana menteri.
10.    Hubungan Makna Similaritas
Hubungan makna similaritas (kesamaan/kemiripan) ditandai oleh penggunaan kata-kataseperti serupa dengan, sepertinya.
Contoh
            Di memang batal pulang, tapi nampak sekali sangat kecewa. Tidak bicara apa-apa selain menunduk dan menaruh sepedanya lagi. Padahal biasanya dia malah senang kita minta tolong, karena saya selalu memberi uang tambahan. Karena penasaran saya pura-pura ke dalam tapi lewat jendela saya mengintip ke garasi. Beberapa saat melihat kearah tasnya yang tergantung di sepeda, baru kemudian pergi. Kemudian balik lagi, sepertinya dia mau membuka tas itu, tapi batal, ragu-ragu, menengok kiri kanan.
11.    Hubungan Makna Validitas
Hubungan makna validitas (pengesahan) ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti benar, sesungguhnya, sebenarnya.
Contoh
            Akhir-akhir ini, berita tentang rencana pembangunan proyek monorail muncul kembali terutama tentang persoalan ketidaksiapan pihak konsorsium pelaksananya. Sejak rencana proyek ini mulai digagas dan diungkapkan, sebenarnya sudah banyak pihak yang mempertanyakan kesiapan Pemprov Jakarta dalam membangun proyek besar di bidang transportasi ini.


Koherensi tidak Berpenanda
            Semburat ungu minghias di langit jingga. Hari sudah senja tak lama lagi gemerlap bintang akan singgah di lanskap langit. Raisal masih sibuk mencari  Yudi dan Rani, temannya sesama panitia penerimaan anggota baru ekstrakurikuler kabaret.ini adalah kali kedua bagi mereka singgah di bumi perkemahan Rancaupas Ciwidey. Tahun lalu mereka pun berada di sini. Saat itu mereka masih jadi junior yang harus menikmati gemblengan dari senior-senior mereka.
Analisis
1

2

3
4
5
6
7
Kontras
Validitas
Kontras
Tempo
Tempo
Similaritas
Ketika
Sepertinya
Ketika itu
Padahal
Sebenarnya
Akan tetapi
 














Dari bagan di atas dapat dilihat hubungan antara kalimat (1) dan (2) adalah hubungan makna tempo walaupun tidak disertai konjungsi, tapi menurut kelompok kami konjungsi yang tepat adalah konjungsi ketika. Begitu ula pada kalimat (2) dan (3) konjungsi sepertinya menjadi kata penghubung yang tepat untuk hubungan makna similaritas. Hubungan makna tempo juga terdapat antara kalimat (3) dan (4) konjungsi ketika itu dapat ditempatkan diantara kalimat (3) dan (4). Kalimat (4) dan (5) memiliki hubungan makna kontras dengan konjungsi padahal. Selanjutnya antara kalimat (5) dan (6) konjungsi sebenarnya menjadi kata penghubung yang tepat untuk hubungan makna validitas. Dan kalimat (6) dan (7) juga memiliki hubungan makna kontras seperti kalimat (4) dan (5) tetapi berbeda konjungsi yakni akan tetapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar